Pada suatu
ketika bendahara tersebut dituduh menghamburkan milik tuannya, lalu
sang tuan menyuruhnya bertanggung jawab atau ia akan dipecat. Sang
bendahara berpikir bahwa ia tidak dapat hidup jika ia dipecat karena ia
tidak bisa kerja kasar dan ia malu untuk mengemis. Kemudian ia memiliki
suatu rencana.
Bendahara tersebut memanggil satu-persatu orang yang berhutang kepada
tuannya, kepada yang berhutang seratus tempayan minyak, ia membuat
surat hutang yang baru sebesar lima puluh tempayan. Kepada yang
berhutang seratus pikul gandum, ia membuat surat hutang yang baru
sebesar delapan puluh pikul, dan seterusnya. Dengan demikian ketika ia
tidak mempunyai pekerjaan nantinya, ia memiliki banyak orang yang
berhutang budi kepadanya yang akan dapat membantunya.
Tuan tersebut yang mengetahuinya memuji bendahara itu karena ia telah
bertindak dengan cerdik. Para bendahara mendapatkan komisi dari hasil
penjualan tuannya. Dengan mengurangi surat hutang seseorang, bendahara
tersebut tidak merugikan tuannya, melainkan hanya mengorbankan
keuntungan pribadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar